Sebagai salah satu
mahasiswa Universitas Gunadarma, saya tentu sangat bangga ketika menemukan
artikel yang mengaitkan berita mengenai keberhasilan Universitas Gunadarma.
Bermula dari sebuah tugas, saya menemukan sebuah artikel yang sangat membuat
saya kagum. Siapa sangka, salah satu dosen yang mengajar mata kuliah softskill
pada kuliah saya merupakan dosen yang bertanggung jawab atas keberhasilan
Gunadarma dalam membuat sebuah teknologi Chip Multi Sirkuit yang siap
difabrikasi. Beliau lah, Bapak Eri Prasetyo Wibowo.
Beliau merupakan
dosen Universitas Gunadarma yang bekerja pada Microelectronic & Images
Processing Studies. Beliau merupakan alumni doktor dari Universite de
Bourgogne France. sampai sekarang masih bekerja sebagai dosen. Saya kagum pada
beliau karena beliau menjadi seorang koordinasi pada sebuah penemuan yaitu Chip
Multi Sirkuit yang dapat difabrikasi. Mengingat ini merupakan suatu kejadian
langka di Indonesia maka saya kagum akan hal itu.
Berikut merupakan
artikel yang mengulas berita ini
From detik.com
Jakarta - Saat
ini chip merupakan device semikonduktor yang tidak asing di telinga masyarakat
indonesia dan dunia. Perkembangan dari teknologi device semikonduktor memacu
perubahan dan gaya hidup masyarakat indonesia dan dunia.
(doc.gunadarma)
Coba kita lihat
dimana mana anak muda indonesia rata-rata membawa smartphone, dimana didalamnya
terkandung bahan device semikonduktor.
Perkembangan
semikonduktor dunia begitu cepat dan dari segi teknologi semakin kecil,
sehingga ukuran device elektronika semakin kecil, semakin hemat daya dan
semakin murah.
Akan tetapi
bagaimana perkembangan desain chip sendiri di indonesia khususnya riset di di
tingkat perguruan tinggi?
Orang mungkin
pesimistis dan mengatakan tidak mungkin ada universitas di Indonesia yang
sanggup bermain dengan dengan desain chip, mengingat di Indonesia tidak ada
pabrik pembuat chip serta harga lisensi software desain yang mahal.
Tapi anggapan
tersebut salah, karena Universitas Gunadarma lewat Pusat studi Mikrolektronik
dan Image processing di bawah koordinasi Dr. Eri Prasetyo Wibowo bisa
melakukannya.
Alumni doktor dari
Universite de Bourgogne Prancis ini telah mengembangkan lab pengembangan desain
chip sejak tahun 2008.
Software yang
dipakai untuk desain chip adalah Mentor Graphics dan saat ini menggunakan
teknlogi 0.35 µm dari Austria Micro Systems (AMS).
Eri mengatakan,
penelitian yang dilakukan di lab desain chip meliputi penelitian dosen dan
mahasiswa sarjana, mahasiswa magister, mahasiswa Doktor Teknologi
Informasi.
"Hasil desain
dosen dan mahasiswa tersebut digabung dan diimplementasikan menjadi sebuah chip
multi circuits, artinya kami memfabrikasi sebuah chip yang didalamnya berisi
beberapa circuits," katanya kepada detikINET.
Di antaranya adalah
ADC Pipeline kecepatan tinggi, ADC Asinkron kecepatan tinggi, DAC untuk
aplikasi komunikasi kecepatan tinggi, Analog Neural network dan ADC untuk
antarmuka ECG.
Bagiamana proses
pembuatan chip? Inilah pertanyaan yang sering diutarakan baik mahasiswa, dosen
dan masyarakat pada umumnya.
Dijelaskan Eri,
pembuatan chip sebetulnya sangat mudah. Langkah yang dilakukan adalah mendesain
circuit, mensimulasikan dan membuat Layout. Layout tersebut merupakan bentuk
bahan yang siap dikirim untuk fabrikasi.
"Dari Layout
tersebut dikirim via FTP ke account foundry atau fabrikan chip. Chip Selesai
dengan menunggu waktu kira-kira 3 bulan," lanjutnya.
Persoalan dari
fabrikasi chip ini adalah dari segi biaya, karena produksi pertama belum produk
masal sehingga memerlukan biaya yang cukup mahal.
"Katakanlah
Universitas Gunadarma membuat chip multi circuit ini memakan luasan 5 mm2,
sehingga biaya yang dikeluarkan adalah sebesar 650 euro dikali 5 mm2 sehingga
biaya fabrikasi sebesar 40 euro," Eri mengungkapkan.
"Chip yang
selesai difabrikasi ini tinggal menunggu untuk proses testing untuk melihat
performance kinerjanya," tandasnya.
Sumber Info:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar