League Of Legends Pointer Let's Blogging: [CERPEN] Tenggelam Bersama Kenangan - Repost my old Blog

Selasa, 14 Oktober 2014

[CERPEN] Tenggelam Bersama Kenangan - Repost my old Blog



            Yo bloggers, saya mau submit salah satu karya saya, sebuah cerpen haha… Tapi cerpen ini saya muat ulang ke blog yang ini karena blog saya yang lama sudah gak ke urus dan saya sendiri malas mengurusnya hahaha… sumber cerpen dari http://sharestoriess.blogspot.com/2013/03/tenggelam-bersama-kenangan.html  Yak, itu blog saya yang lama (sebaiknya tidak dibuka :p)


       Created by Kasyfi Ivanedra/admin :)  


Cerita ini adalah karya fiksi, sehingga jika ada kesamaan nama atau tokoh mohon dimaafkan


          Dia berdiri. Sendiri. Ditepi tebing. Terlihat Kesepian. Terdiam. Merenung. Tak terlihat memikirkan sesuatu. Hanya tatapan kosong mengarah ke lautan diseberangnya. Angin berhembus menerpa bebatuan disekitar tebing. Tapi dia tetap terdiam. Terdiam, dan Terdiam. Langit senja dipenuhi oleh awan-awan berwarna jingga bertaburan. Kita bisa lihat pemandangan yang sungguh menakjubkan, matahari yang hampir terbenam diseberang lautan. Tapi sosok wanita yang menggenakan baju pink bergaris dan rok putih itu hanya terdiam menatap pemandangan menakjubkan itu. 

         "Aduh panas...", seorang wanita berteriak di dalam sebuah kafe terkenal.
         "A..a..a maaf, maafkan saya, saya tidak sengaja", seorang pria bersetelan jas kantoran mencoba meminta maaf. Wanita tadi masih terlihat cemberut dan berusaha mengelap noda yang menepel di celananya. 

         "Nanti akan saya belikan yang baru. Saya minta maaf. Saya benar-benar tidak sengaja".
         "Sudah, tidak apa-apa. Masih bisa dicuci".
         "Tapi itu noda kopi, nanti saya belikan yang baru".
         "Terserah anda saja!". Sepertinya, wanita ini masih sedikit kesal.
         "Baiklah, tolong berikan alamat rumah anda, nanti akan saya antarkan". 

          Wanita itu mengambil sepucuk kertas lalu menuliskan alamat rumahnya dan memberikannya kepada pria tersebut. Dilihat dari caranya meminta maaf, kemungkinan besar pria ini seorang pewaris perusahaan atau pengusaha yang kaya. Wanita tadi segera keluar dari kafe, dan bersiap untuk menyeberang jalanan. 

          Baru selangkah berjalan dari trotoar, tiba-tiba dari pengkolan jalan melintas sebuah truk besar bermuatan hewan-hewan kurban seperti kambing dan domba. Wanita tersebut terdiam dan sempat berpikir sejenak.

"Apakah akan tertabrak? Akankah aku selamat?" Hanya itu yang terlintas dipikirannaya. Seakan-akan pasrah, wanita itu tidak sempat menghindar atau menjauhkan diri.

ZUUHHMM... Truk melintas dengan cepat melewati kafe dan menancap gas. Wanita yang memejamkan mata tersebut membuka matanya dan memastikan dirinya masih hidup. 'Apa yang terjadi' pikirnya.

        Dilihatnya kebelakang, ternyata ada seseorang yang sudah memeluk dirinya di trotoar depan kafe.  Seorang pria, dan ah ternyata pria yang menumpahkan kopi di celana wanita tersebut. Sang wanita kaget     dan lekas bangun dari pelukan sang pria. 

          "Hah, untung saja masih sempat. Tadi itu hampir banget loh.." ujar sang pria.
           Muka si wanita tersebut menjadi merah padam. Mulutunya terlihat sedang berusaha mengucapkan           sesuatu.
          "Te...teri..ma ka..sih" bisik sang wanita.
          "Ng? apa?"
          "Te..rima kasih sudah menyelamatkan saya"
          "Ah tidak apa, oh iya sepertinya kita belum kenalan, nama saya Aryo."
Sang wanita terdiam sejenak, ia tidak mengerti hal yang terjadi. 
          "Na..ma saya, Rika" 
          "Rika? Nama yang bagus, lain kali hati-hati menyeberang. Jangan ngelamun."
          "Ah iya, terima kasih" sang wanita bernama Rika tersebut langsung pulang menuju kerumahnya. Nampak iya sedikit gugup. "Perasaan apa ini, ini kenapa? Ada sesuatu yang menganjal" pikirnya.

 Sesampainya di rumah, ia langsung mandi dan mencui pakaiannya. Ia tinggal di sebuah kos-kosan bersama 2 orang lainnya. Mereka semua masih kuliah termasuk Rika. 

         "Hei kenapa bajumu tadi? Berlumuran kopi gitu?" tanya Stefani.
         "Iya, kenapa tuh?" timpa Navi.
         "Cuma ketumpahan kopi doang koq pas di kafe tadi.."
         "Loh, koq bisa?" tanya kedua teman sekamarnya itu.
         "Ah sudahlah, tidak usah dibahas." elak Rika.

Ting-tong, suara bel berbunyi mengagetkan para mahasiswi didalamnya. Ini jam 8 malam, siapa yang bertamu? Pikir Rika. Stefani segera menuju pintu dan membukakannya. 

         "Eh iya, cari siapa mas?" Stefani masih terkaget-kaget karena didepannya berdiri seorang pria tampan             membawa kantong plastik.
         "Rika nya ada?" ujar pria tersebut.
         "o..oh ada mas, tunggu sebentar. Oy Rikaa ada tamu nih buat kamu..!"

 Rika masih heran, siapa yang bertamu, tapi ia kaget ketika melihat sesosok pria yang berdiri di depan pintu.

         "Lho..mas Aryo ya?" tanya Rika yang masih kaget.
        "Ah syukurlah, akhirnya bisa ketemu. Alamatnya susah juga yan dicari. Ini janji saya tadi sore. Mohon diterima ya.."

Rika terbengong, sedangkan dua teman lainnya tersenyum-senyum melihat tingkah Rika.

        "Aduh mas Aryo, gak usah repot-repot. Gak apa-apa koq, bajunya masih bisa dicuci" jawab Rika
        "Tidak apa, terima saja, anggap saja sekedar pemberian."

Rika menerima celana itu dengan malu-malu, dan langsung membawanya kedalam kamar. Sedangkan teman-temannya masih tersenyum-senyum.

        "Kalau begitu, saya permisi dulu." pamit Aryo
        "Eh iya, trima kasih banyak." jawab Stefani.

Stefani dan Navi bergegas menuju kamar Rika. Didapatinya Rika sedang melihat celana yang diberikan Aryo.

       "Hayoo, siapa cowok tadi?" tanya Navi
       "Pacar nih yee.." Goda Stefani
       "Ih kalian apa-apaan! Kami baru kenalan hari ini koq".
       "Ciee baru kenal nih yee.. kenal dimana?" tanya Navi
       "Dia itu yang numpahin kopi kecelana aku, makanya dia ganti pakai celana ini"
       "Diganti pake celana juga? Wah.., eh eh pria tadi lumayan ganteng loh" ujar Stefani
       "Sudah ah, aku mau tidur. Besok mau kuliah pagi" Rika mencoba menghentikan pembicaraan.

        Esok hari, cuaca terlihat cerah. Rika sudah bergegas meninggalkan kos-kosannya dan pergi menuju tempat kuliah. Tak disangka-sangka, ia kembali bertemu Aryo di perempatan jalan raya. Aryo menggenakan kemeja biru  dan terlihat mengendarai mobil Cadilac Escalade. Mobil mahal, pikir Rika. Dan ternyata, Aryo-lah yang mengemudikannya.

       "Loh Rika, mau kuliah ya? Mau diantar nggak?" tawar Aryo
       "Eh..eh, gausah mas. Rika bisa naik angkutan umum."
       "Udah, gak apa-apa. Ayo dianterin"

        Akhirnya Rika diantar oleh Aryo ke tempat kuliahnya. Dan beginilah hampir tiap hari Aryo mengantar Rika. Ternyata, diam-diam Rika sudah mulai menaruh hati pada Aryo. Setiap bertemu Aryo, ia terlihat senang dan gembira. Aryo juga menyimpan rasa yang sama bahkan sejak mulai pertama kali bertemu. Mungkin itu yang biasa kita sebut sebagai cinta pada pandangan pertama. 

        Pada akhirnya, Aryo memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada Rika. Pada saat itu mereka sedang berada di kafe tempat pertama kali mereka bertemu. Aryo mengajak Rika makan malam disana. Rika yang mendengar pengakuan dari Aryo terlihat senang dan langsung menerima cinta dari Aryo. Mereka resmi jadian. Umur Aryo kira kira 26 tahun, sedangkan Rika berumur 5 tahun lebih muda. 

       Mulai hari itu, hari-hari Rika mulai lebih berwarna karena ada Aryo disampingnya. Mereka berpergian berdua atau istilahnya dating ke berbagai tempat. Mulai dari tama ria, kebun binatang, museum, dan berbagai tempat lainnya yang lazim untuk orang yang berpacaran. Cinta mereka semakin hari semakin kuat, sehingga rasanya ada yang kurang jika tidak melihat satu sama lain. Aryo berjanji, jika Rika sudah lulus kuliah, mereka akan menikah dan Aryo akan segera meminta ijin orang tua Rika untuk meminangnya.

       Suatu hari, Rika mengambil inisiatif untuk mengajak Aryo jalan-jalan ke pantai. Tempat indah yang pas bagi sepasang kekasih. Aryo menyetujuinya dan rencananya akan dilaksanakan minggu depan, karena minggu ini Aryo banyak kerjaan. Rika menyetujuinya dan langsung memeluk Aryo.

       Hari Sabtu, satu hari sebelum ke pantai, Rika bersama Stefani dan Navi, berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan. Mereka belanja mulai dari baju hingga sepatu. Rika tampaknya sedang sibuk memilih baju yang tepat untuk datingnya besok. Kringg-kringg, terdengar suara ringtoon handphone berbunyi.

       "Hm? handphone siapa tuh?" tanya Stefani.
       "Oh, ini punyaku, tunggu sebentar ya." handphone Rika rupanya yang berdering.
       "Eh? Dari Aryo.. Halo mas, ada apa?" tanya Rika
       "Halo, apa ini salah satu keluarga dari Aryo Setiawan?" 
       "Ha..halo, bukan saya temannya, ini siapa?"
       "Maaf mbak, saya orang yang berada di lokasi kecelakaan. Orang yang punya telepon ini kecelakaan mobil. Sekarang sedang dibawa ke rumah sakit.

        Rika membisu. Ia tidak bersuara. Teman-temannya bertanya-tanya ada apa. Tapi tetap Rika masih terlihat shock dan kaget. Tanpa ragu, ia melempar semua belanjaannya dan langsung menuju rumah sakit. Sayang, ketika tiba di rumah sakit. Aryo sudah tidak bernyawa. Rika diam. Diam dalam tangis. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia berteriak sekencang-kencangnya. Orang-orang yang membawa Aryo ke rumah sakit mencoba menenangkan Rika. Tapi Rika hanya bisa menangis dan berteriak sambil memeluk tubuh Aryo yang terlentang di tempat tidur.

        Esok harinya, Rika pergi menuju pantai yang disepakati. Tapi bukannya ke tepi pantai melainkan ke tebing di dekat pantai. Tatapannya kosong. Ia tidak bisa hidup tanpa Aryo. Ketika Aryo tiada, ia benar-benar merasa kehilangan sesuatu. Sesuatu yang berharga bagi dirinya. Sesuatu yang sudah melekat pada dirinya. Dan ketika sesuatu itu hilang, maka ia juga merasa hilang. Matahari mulai terbenam dan hari mulai gelap. Terdengar sayup-sayup suara kedua temannya dari kejauhan.

"Jangan lakukan itu Rika...JANGAN!!!!

       Tapi terlambat. Rika sudah menutup mata, telinga dan hatinya. Matahari terbenam. Langit pun menjadi gelap. Cahaya yang menerangi kehidupan ini sirna bersama dengan seorang wanita yang kehilangan kendali ketika bagian dari hatinya pergi untuk selama-lamanya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar